Terbitkan Puisimu



 
ANTARA CINTA DAN DUSTA
By : Eliza UlVA sARI

Ketika sunyi sepi dalam heningnya malam
Menunggu kedatangan sang fajar
Walaupun setiap pagi yang menemani hanyalah embun
Yang menatap aku dengan mata kosong
Namun dengan hati penuh Tanya
Semuapun seolah asing bagiku
Suatu ketika matakupun tak hentinya memandang
Pemandangan yang hampa
Disini…ditempat aku berdiri dalm sepi
Kumelihat 2 burung merpati
Yang sering dijadikan saksi
Saksi bisu oleh insane-insan bodoh
Mereka tak hentinya bersenderu
Saling tak mau mengalah
Sekilas teringat dalam benakku
Ini seperti kisah cintaku
Cinta hampa…
Cinta kosong…
Cinta yang penunh rasa Tanya…
Dan rasa ini terlalu besar untuk dia
Dan tak maumengalah
Namun dia tak pernah bisa merasakan
Betapa besar cintaku padanya…
Kini semuanya pun menjadi gersang
Bersama berjalannya waktu
Kini hatik hancur berkeping-keping
Bersama kenngan yang pernah lalu
Kini ibarat kaca yang  jatuh kebatu
Hancur hatiku karena dustamu
Hatiku yang seakan-akan ditimpa batu yang sangat besar
Hingga membuatnya hancur menepis
Dan menyulitkanku untukk bernafas
Ingin kubuka lembaran baru
Tanpa kehadiranmu dalam hidupku
Akan kujalani masa depan yang lama tertunda
Dan masih menungguku dengan setianya.





jangan lupa, tinggalkan komentarmu... sobat ..

Komentar

  1. Menerjang kabut berselimut rintik hujan yang menerpa wajah ini
    Kubenamkan rasa rindu akan kehadiran sang rembulan
    Merindu akan indahnya cahya merona dalam pekatnya malam
    Yang berhiaskan ribuan bintang pada jubah sang dewi malam
    Manapaki keheningan malam
    Terpaku pada bayang
    Memangku asa dikala sang fajar bertahta
    Menantikan lantunan puisi indah burung-burung yang bertengger pada ranting cemara
    Apakah asa yang terukir dapat kugemggam dalam dekapan
    Hanyalah penanntian semata
    Ataukah dapat kujadikan realita dalam dunia yang fana

    Menggenggam asa
    Kala senja berubah warna
    Mulai memekat
    Dengan berjuta keindahan yang dilukiskan Tuhan

    Sajak untuk senja dalam penantian
    Penoreh pena tanpa nama
    Poetra Vindra

    BalasHapus
  2. clara claudy amazed untuk puisinya...

    BalasHapus
  3. KISAH YANG TAK (PERNAH) SEMPURNA

    Kisah ini bermula ketika sya masih dibangku semester awal, tepatnya dikampus peradaban yang terletak diantara kota bumiayu dan ajibarang. Dimana kampus itu merupakan masih muda umurnya, karena baru diresmikan atau dilegalkan diakhir bulan desember tahun 2016 yang mana sebelumnya masih perguruan tinggi, dimana hanya tersedia fakultas keguruan (FKIP) dan fakultas ekonomi (FEB) yang kemudian bertranformasi menjadi universitas sehingga yang dulunya keduanya dterpisah menjadi satu. Hehehe demikian sekedar memperkenalkan kampusku.
    Sebut saja bunga namanya atau sering dipanggil el, anak dari desa bumiayu. Anaknya cantik dan bagus dibidang akademis lebih tepatnya dibidang ilmu hitung terlihat dia mengambil jurusan pendididkan matematika (PMAT), Saya sendiri mengambil pendidikan bahasa inggris (PBI). walaaupun kami berbeda jurusan itu tidak membuat saya dan dia terpisah karena ada beberapa matakuliah (MK) yang mengharuskan kami berada didalam satu kelas sehingga intensitas pertemuanku dengannya masih ada walaupun tidak setiap hari. Salah satu matakuliah yang mengharuskan kami dalam satu kelas adalah psikoklogi pendididkan yang pada waktu itu diajar oleh pak irham. Pada saat itu beliau (pak irham) mengajarkan kami materi tentang long term memory dan short term memory atau ingatan jangka panjang dan pendek. Kemudian pak irham sebelum memberikan langsung materinya dengan metode ceramahnya, seperti biasa beliau mengajak kami kami berinteraksi untuk memancing anak- anak supaya aktif. Kebetulan pada waktu itu dia (el) ditunjuk pak irham untuk menyebutkan nomor teleponnya yang kemudian ditulis oleh beliau dipapan tulis, disela-sela beliau menuliskannya dipapan tulis secara diam –diam saya mencatat juga dibuku. Tujuan pak irham adalah ingin mengetahui seberapa kuat hafalan ataua bagaiamana metode menghafal kami, kemudia beliau meambagi nomor tersebut kadang menjadi tiga bagian atau lebih banyak, tindakannya adlalah untuk langsung mempraktekkan materi yang akan beliau sampaikan.
    Mungkin dari sekian banyak mahasiswa hanya saya yang mencatat nomornya, padahal saya belum kenal dia karena hari itu adalah awal kami kuliah setelah sebelumnnya melakukan kegiatan perkenelan kampus atau lebih dikenal dengan masa prabakti mahasiawa (mapram). Kemudian malamnya saya langsung menyapa dia lewat sms...

    (bersambung)

    BalasHapus
  4. Ketika cahya mentari tlah terbenam
    ku lihat tak ada alasan
    untukmu menangis
    kita tlah lalui ini sebelumnya

    di tiap waktu
    di tiap musim
    Tuhan tahu ku tlah mencoba
    jadi tolong ... janganlah meminta ... jangan lagi

    Tidakkah kau lihat
    Hal itu dimataku
    Ini mungkin akhir kita
    Slamat tinggal ...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Turunan Fungsi